ki

ki
hoya

Rabu, 30 November 2011

Iblis Ngambek


Protes keluh kesal sang Iblis
Karya : Indra tranggono
Diambil dari iblis ngambek kumpulan cerpen indra Trenggono terbitan kompas 2006

Seorang juru cerita suatu hari mendadak mengambek. Ia tidak mau lagi bercerita tentang manusia karena manusia kini makin sensitif dan tidak tahan terhadap kriitik. Dipuncak kebingungannya, yang ia lakukan hanyalah tidur dan tidur. Dalam tidur lelapnya itulah ia bermimpi didatangi iblis. Bukan main taktutnya sang juru cerita melihat sosok iblis yang seram, berbadan tinggi besar, dengan mata besar dan raut muka sangar. Ketakutan itu membuat ia gagal mengidentifikasi sosok yang ditemuinnya itu.
“ kamu jangan takut. Jelek-jelek begini aku ini juga makhluk Tuhan. Manusia biasa menyebutku iblis,” ujar Iblis.
Sang juru cerita semakin ketakutan. Tetapi sang iblis yang ternyata ramah ini mencegahnya untuk takut. Ia berjanji tidak akan menggangu sang juru cerita. Ia justru minta tolong. Katanya, sang Iblis sudah lama memendam kejengkelan terhadap bangsa manusia. Hanya pada sang juru cerita ia mau menceritakan beban perasaaan yang selama ini menindihnya. Begini pengakuannya:
“ Saya, atas nama Iblis, dengan ini menyatakan: mengundurkan diri sebgai penghasut dan pengoda manusia untuk berbuat dosa. Keputusan ini saya ambil dengan sesadar-sadarnya tanpa tekanan atau intimidasi, apalagi disuap oleh bangsa manusia.
“ perlu saya tegaskan bahwa iblis tak mengenal suap atau korupsi. Jadi, apabila ditemukan oknum iblis mengkorupsi uang negara, maka si oknum itu telah kangslupan  manusia. Bahkan, tak jarang perilaku manusia itu jauh lebih iblistik daripada Iblis itu sendiri. Sebab, manusia itu makhluk kemungkinan, artinya bisa buruk bisa sangat baik. Sedangkan iblis dan malaikat itu makhluk kepastian. Iblis pasti buruk dan malaikat pasti baik. Jika manusia gagal mengelola hidupnya, maka keberadaannya bisa lebih buruk dari iblis. Sedangkan bagi manusia yang berhasil menage perilakunya, maka keberadaannya bisa lebih tinggi daripada malaikat.
“ Hakikat iblis itu abadi. Tak butuh korupsi, apalagi kursi untuk jadi petinggi. Iblis hanya butuh pengikut setia. Yakni bangsa manusia yang secara sadar menempuh karier di jalan yang sessat, dengan bonus neraka.
“ Pada mulanya, jumlah pengikut saya hanya beberapa. Tetapi, setelah banyak manusia menjadi ‘sukses’ karena setia mengikuti petunjuk saya, maka jumlah pengikut saya pun membengkak. Saking banyaknya, bangsa manusia telah rela menyuap saya dengan harkat dan harga dirinya, hari depan hidupnya. Saya benar-benar kewalahan. Formulir ulang sampai dicetak-cetak menjadi bermilyar- milyar eksemplardemi memenuhi hasrat manusia untuk jadi pengikut saya. Jutaan manusia mengagumi saya. Aku menjadi ilham, termasuk dalam sastra.
“ Disetiap kota dibawah matahari, namaku adalah poros dari lingkar pendidikan keagamaan, seni dan filsafat. Bila bukan karena aku, tak ada kuil dibangun, tak ada menar atau istana didirikan. Aku adalah keberanian yang menciptaan gerak dalam diri manusia. Aku adalah sumber dari penciptakan gerak dari dalam diri manusia. Aku adalah sumber dari yang mengucapkan orisinalitas pikiran. Aku adalah tangan yang menggerakkan tangan-tangan manusia. Aku iblis abadi. Aku adalah iblis yang diperangi manusia agar mereka tetap hidup. Bila mereka berhenti memerangi aku, kelambanan dan kemalasan akan mematikan pikiran, hati dan jiwa, sesuai dengan hukuman aneh dan mitologi dasyat mereka...
“ Tetapi itu dulu!
“ Sekarang ini, puisi parodik ciptaan burung pengelana asal Lebanon itu, Kahlil Gibran, terasa sia-sia, bahkan sedikit ngoyo-woro, mencri-cari dan terlalu out of date. Sebab, selama ini, bangsa manusia membutuhkan iblis hanya untuk dicatut namanya, sehingga setiap tindakan penyimpangan menjadi sah dan legimate. Tindakn koropsi, merampok, memperkosa, membunuh dan menindak secra terang-terangan dilakukan secara murni dan konsekuensi oleh bangsa manusia, selalu dikatakan karena bisikan iblis. ( enak saja,,,manusia makan depositnya, gua yang kena getahnya). Iblis selalu menjadi kambing hitam dan keranjang sampah kesalahan dari ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Ini sungguh tidk fair dan mencontreng nama korps iblis.
“Bagaimana mungkin, saya sang iblis yang celaka ini bisa melakukan itu? Lah wong sudah cukup lama saya ini menganggur. Juklak dan juknis kerja kami, yang sengaja dibuat untuk menggoda manusia agar tersesat, sudah lam kita simpan dalm laci. Segala hasutan, bisikan dan godaan yang sudah tidak mempan lagi menelingkung manusia. Saya pun telah putus asa menjadi provokator dosa-dosa manusia,lah wong manusia kini makin pintar menjadi provokator bagi bangsanya sendiri. Hasut sana hasut sini agar ledakan permusuhan antarsuku, antar agama dan antar golongan demi kebanggaan picisan kelompok-kelompok tertentu yang berbahagian jika negeri ini morat-mari atau pecah,,,
“ Sebagai iblis yang masih ‘mempunyai hati nurani’, saya menangis menyaksikan semua ini. berliter-liter air mata menetes dan mengalir dari mata saya (saya mendadak heran kok tiba-tiba iblis seperti saya ini menjadi cengeng seperti  sinetron indonesia itu...).
“ Saya benar-benar sedih, bukan karena saya kehilangan job untuk menggoda manusia yang telah sukses besar melAkukan transformasi budaya dengan mengabdosi besar-besaran nilai-nilai  keiblisan secara sempurna. Bahkan, sangking sempurnanya, mereka tidak lagi membutuhkan mentor dan fasilitator kejahatan semacam saya, iblis yang celaka ini.
“ Saya sangat sedih, bukan karena bangsa manusia meninggalkan saya. Bukan. Tetapi justru karena pada manusia itu kini sudah tidak malu lagi membuka kursus-kursus, bimbingan-bimbingan belajar  dan sekolah kepribadian sebagaimana menjadi iblis yang baik. Dan, yang paling mencemaskan, nilai-nilai keiblisan itu sudah menjadi sistem budaya, sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi yang lengkap dengan kurikulum serta juktak dan juknisnya. Edan! Kenthir!
“ Tidak mengherankan jika sekarang kursus-kursus mengenai kepribadian iblis telah mengeser dominasi sekolah-sekolah dan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang selalu menggembleng watak manusia berkepribadia unggul. Saya merasa kasihan kepada guru-guru, dosen-dosen dan para profesor yang berdedikasi tinggi itu. Mereka kini menjadi kehilangan lahan untuk mendidik, untuk mengajarkan keilmuan dan keluhuran.
Manusia kini telah jauh melangkahi saya, iblis yang celaka ini, otak manusia jauh lebih cemerlang. Segala tindak penyimpangan mereka jauh lebih sistematik. Itulaah kenapa sekarang ini orang tidak perlu takut lagi kepada iblis semacam saya. Iblis sudah menjadi masa silam dalam sejarah peradaban dan sejarah kebiadapan manusia. Ia hanya sepotong makhluk yang tetap dipertahankan eksistensinya, agar lembaga-lembaga yang memperjuangkan nilai kemuliaan tetap eksis, tetap ada, meskipun semuanya itu semakin terasa sia-sia bagi manusia iblis...
“ Itulah sebabnya saya mengundurkan diri sebagai iblis”.
Mendadak sang juru cerita bangun.ia mengusap-usap pelupuk matanya. Ia bersyukur bahwa peristiwa yang mengenaskan itu hanyalah mimpi. “ untung masih ada iblis yang bisa dijadikan kambing hitam oleh manusia,,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar