ki

ki
hoya

Selasa, 29 November 2011

Surat Dosen



Semua tentang Kau Bumi, Resah selalu

Selamat malam Pak.. maaf menggangu. Saya Wiga BDH 2009..
Pak sri,,saya bingung, dan semakin bingung bila sering baca dan dapat informasi tentang hidup ini, tentang lingkungan , hutan dan semuanya,,,
Indonesia yang tengah tidak stabil, semuanya menipu, semuanya politik, belum selesai satu kasus sudah muncul yang lain,,
Semuanya mempermasalahkan kekuasaan, korupsi dan masalah sosial politik lainnya tapi kenapa masalah kehutanan jarang sekali disorot padahal uang di kehutanan juga besar tidak hanya milyaran tapi triliun..
Seakan-akan kehutanan itu diremehkan, kayu dihutan dapat dengan mudahnya di curi bahkan lahan hutan juga dapat dengan mudahnya dikonversi ke lahan lain, menjadi Perkebunan terutama. Yang sering dibicarakan di kehutanan hanyalah masalah menanam, aksi menanam tiada henti dengan sejuta istilah. Dari yang aksi penanaman pohon serentak indonesia, gerakan perempuan tanam dan pelihara pohon, kecil menanam dewasa memanen, pencanangan hari menanam pohon indonesia dan bulan menanam nasional, one man one tree serta one billion indonesia trees.
Saya rasa hasilnya tidak ada, orang Cuma pada nanam aja, tanpa perawatan ya secara otomatis tidah tumbuh dan hanya seperti buang-buang uang saja.
Saya jadi gemes, dan apa yang saya dapat lakukan?
Kalau mau kritik harus saya ajukan kemana?
Terima kasih Pak sudah membaca kebingungan saya ini, mohon sarannya..

Balasan dari Pak Sri Danarto==è

Mbak Wigati,

Keresahanmu itu keresahanku juga. Coba baca semua komen fesbuk ku kan menyoroti masalah itu dan sampai ke menteri. Karena hanya media itu yg dapat kugunakan. Lewat fakultas ? Takut nanti tidak 'berproyek lagi'.....
Kehutanan hampir roboh. Sepuluh tahun ke depan hanya hutan rakyat yg layak produksi. Hutan alam (selain papua) hampir punah karena model cuci mangkok. Jambi & riau yg dulu gudang kayun, skrg gudang air karena banjir berhubng hutannya hampir habis.
Kehutanan jadi tambang duit PAN. Semua keproyekan dia terlibat. Pemerintah menggunakan istilah 'gerakan' utk menghindari tanggung jawab fisik (sekedar membuka mata hati rakyat). Jadi kegelisahanmu benar. Coba kalau sempat ikut aku keliling mungkin ada baiknya, anda bisa menangis melihat kawasan jadi APL, ht meranti besar jadi HTI karet, kawasan jadi HTR plasma yg siap dijual pada developernya...., politisasi hutan 10 th terakhir mulai terasa. Hutan hujan tropika menjelang punah. UGM-IPB dan sebagainya perlu di demo karena suka manggut-manggut krn terlalu dekat dg menteri politis. Kemampuan dan kemauan mengkritisi hilang....., mari diskusi jika pas saya ada waktu....


Renungan bebek,,,==è
Ya Allah ya Tuhanku,,,
Engkau Penguasa, tahu segalanya dan semua yang terjadi atas kuasa-Mu.
Kuliah dikehutanan pun juga karena kehendak-Mu, Engkau bukakan hati ini untuk melihat alam sekitar, bukan untuk bersastra dan berkoar-koar di seni. Dan bukan pula untuk menjadi perawat karna Kau tahu aku tidak untuk perawat manusia lagi tapi BUMI,,,Engkau tahu itu inginku untuk berseni ataupun menjadi perawat, tapi tu bukan yang terbaik untukku.  Thanks so much to Allah, aku tak akan menyesal dan tidak akan pernah biarpun banyak orang yang menentang meskipun dia orang yang pernah aku sayang namun itu masa lalu dan rasa yang sungguh tidak jelas , tidak semestinya aku pikirkan. FOKUS TITIK. Tapi Tuhan ketahuanku akan lingkungan kadang membuatku stres sendiri, menangis karna bumi menjerit namun tak ada yang menolong, jangankan menolong, mendengar saja tidak. Justru manusia kini makin tertawa puas telah melukai bumi, semakin tertawa karena dapat menguras bumi dengan dahlil demi kesejahteraan rakyat,,,benarkah? Bukan untuk perut mereka sendiri? Sayangnya rakyat luas juga tidak banyak yang tahu akan tipu daya itu, semuanya sibuk untuk kehidupan mereka sendiri tanpa memperdulikan kehidupan bumi, apakah kau tak sadar hai manusia kalian tu bertapak dimana?? Merskusikah? Bulankah? Tidak to,,,kalian dibumi!!!!
Apalah guna bila aku hanya beradu dalam hati, kesal ini justru akan menjadi sakit. So harus ada gerak, Allah,Tuhanku apa yang bisa dilakukan makhluk sekecil aku ini, terlalu lemah untuk mengerakkan penghuni bumi. Tapi selemah dan sekecil apapun aku ini aku yakin aku bisa dan mampuh untuk memberi perubahan meskipun hanya sedikit. Ayo wig mulai berusaha, jangan biarkan bumi menangis terlalu lama. Tak ada alasan untuk melemah, harus slalu semangat, ayo mulai dari yang kecil.
Teman ayo kita beraksi, perlahan tapi pasti dan suatu saat akan menjadi hal yang berarti...
Ku tahu kalian sama sepertiku, menangis melihat bumi ini tersiksa tapi bingung hendak bagaimana karena kita kecil.
Tidak kawan, kita memiliki jiwa yang besar, jangan kawatir. Aku kau dan dia dan yang lain bersatu, dengan langkah kecil membentuk suatu perubahan. Kita bisa kawan, kita tu mahasiswa, Inget itu. Satukan rasa dan langkah ayo bergerak, dan Tuhanku ku mohon bimbing kami, beri kemudahan dalam lalui jalan ini.
Untuk dosen-dosenku, thanks so many so much(hah???)..semua ilmu yang diberikan dan waktu, kesempatan yang diberikan untuk berdiskusi, saling berbagi. Iya keresahan dosen adalah keresahan mahasiswa juga. Namun tidak semua mahasiswa yang peka terhadap ini semua, justru lebih banyak yang tidak peka, mereka hanya study oriented, kuliah dan kuliah hingga akhirnya lulus bingung cari kerja, inikah mahasiswa yang hanya berujung mencari kerja?? Lalu apa bedanya kau dengn orang yang tidak mampu kuliah. Hem hidup itu memang membingungkan,,,bukan salah mereka juga, mereka seperti itu juga karena pengaruh lingkungan. Keadaanlah yang memaksa. Dosen-dosenku, mungkin wiga dan sebagian mahasiswa itu hanya biasa-biasa saja, bandel kadang, tapi kami peka rasa dan mohon bimbingan untuk mengubah rasa agar bumi ini tersenyum, bimbing dan arahkan kami untuk usap tangis bumi.
Thanks to Allah, my parent, teachers and all
Smangat kawan,
Hidup mahasiwa indonesia!!!
Salam bumi,,pasti Lestari!!!!

2 komentar:

  1. badan kamu kecil tapi ambisimu besar, khe..
    tinggal gimana energi besar itu dikelola pelan-pelan, ga perlu menuntut perubahan yang signifikan, memperbaharui pemikiran juga udah termasuk pergerakan, dan menurut aa ya disitu kapasitas mahasiswa: "berfikir".
    mimpi itu pegang erat-erat, genggam kemudian hancurkan, trus dimakan trus jadi satu deh ama diri wiga, khe..
    maksud aa wiga harus jadi ultramen klo mau mnyelamatkan bumi, pertanyaan'y mungkin ga wiga jadi ultramen? aa g mau ngebunuh impian wiga, cuma aa ngliat ambisi wiga yg kaya gini jadi inget masa lalu aa, bermimpi besar bicara besar tapi ga disesuaikan dengan kapasitas diri, ya ga jadi apa-apa de.
    kata soe hok gie tu kapasitas mahasiswa adalah berfikir, wiga boleh berorientasi utk menyelamatkan bumi dan ayo kita awali dari langkah2 kecil dulu aja. dari diskusi, membaca, menulis, yg sederhana2 gitu udah bagian dari pergerakan lho, tanpa uang cepek 999.900 rupiah ga bakal jadi sejuta

    BalasHapus
  2. ah tapi wiga masih g trima kalau hanya berfikir,,,
    kurang tu keknya..
    gemes deh ma bumi jadinya

    BalasHapus