ki

ki
hoya

Kamis, 15 Desember 2011

Donor dalam Kenekatan



Sejarah PenDonoRan

“Hari senin tu full, besok aja deh donornya “ bisikku dalam hati
Ketika sang mentari menampakkan sinarnya namun aku juga tak dapat donor, ahhh wanita dan wanita, ada aja alasannya.
Kalau gini caranya pasti aku di ejek adikku, adikku udah empat kali lebih donor sedangkan aku hanya sekali dengan sejuta penolakan sebelimnya ( lebay). Sejak SMA hingga semester 4 sering kali aku di tolak, gara-gara berat badan kurang bahkan saat di PMI pun tak jauh beda, jauh-jauh aku dari rumah ke rumah sakit kemudian ke PMI demi menyelamatkan nyawa nenek tercinta, dengan semangat 46 ku gas motor pelan. Andaikan tak ada mas di depan pasti tak ajak balapan adikku, sampai disana aku ditolak lagi, ngak boleh donor. Hanya tinggal adikku saja harapanya namun ternyata Hbnya rendah gagal juga. Ah seketika aku kecewa, kenapa di saat genting aku tak bisa berbuat untuk orang tercinta.
Saat masuk dunia kampus aku juga sering tertolak untuk donor, namun ada yang beda hari itu, kegemesanku memuncak ku datangi tempat itu, ku lihat tak ada timbangan disana maka niat nekat itu muncul namun ku pending, ah kuliah dulu.
“ wig kalau kamu berani donor aku tlaktir makan..” kata salah satu mas angkatanku yang kriwil-kriwil menantang..
“ hah tenan mas?? Okey siapa takut “ kataku semangat
“ tenan yo..” kata mas itu dan akupun berlalu
Beberapa jam kemudian, Dengan sambutan teman-teman aku diantar ke tempat itu, lobi gedung baru. Adik-adik angkatanpun banyak yang mendampingiku, menemani dan bercanda denganku. Ku tulis tu 50kg, meskipun ada yang bertanya emang beneran, ku hanya menyuruhnya diam. Inilah kenekatanku pertama kali donor, meskipun sudah dikasih tahu kalau bisa pusing, lemas bahkan pinsan. Sejenak terbayang olehku, hah pinsan?? G ada ceritanya bebek pinsan kalaupun iya aku milih pangeran ganteng yang akan menolong(wek).. ngak sakit sih, yang jelas jangan melihat jarum yang gedhe beud itu cuman seperti di gigit serangga gede kok rasanya dan seketika terasa sekali ada cairan yang bergerak-gerak dalam tubuh, darah mengalir mengisi kantong itu. Ku sms mas kriwil, aku lagi donor..tak terasa kantong itu penuh namun tak kantong gedhe hanya kecil. Sejenak pusing..setelah selesai aku pun dilarang duduk, berbaring dulu kata teman-teman. Adik angkatpun mengejek kok aku masih hidup..ah bener-bener ngajak ribut tu orang. Ada pula yang bilang ntar jadi gendut, ah bodoh amat, malah imut kali daripada gisbur.
Namun tak maulah aku lama-lama disana, lagipula keburu di pakai orang, ku pakai sepatu dan ketika berjalan,,tuing-tuing-tuing..sungguh pusing dan lemas. Tanganku di pegang temanku dan ku duduk di kursi,,
Aku hanya senyum-senyum diomelin dan diketawain teman-teman. “Jan nekat tenan!!!”
Tapi dengan begini aku akan punya goresan catatan bahwa aku pernah donor darah, dengan demikian pula aku tak akan diejekin adekku.
Sore harinya aku di tlaktir makan bakso beneran, dia bawa teman cowok. Kita makan bertiga mereka banyak bertanya dan ku ceritakan smua, mereka tertawa heran...
“ jan cak cilik iki nekat tenan!!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar