ki

ki
hoya

Minggu, 15 Januari 2012

Srempet


gara-gara kamu, ceng

“Gara-gara wiga ne ke rumah sakit ngak bilang-bilang” kata mas angga senyum,,”hehe damai mas, tadinya kan mau buat kejutan eh malah nggak bisa masuk” kataku pelan  agak manyun. Ya sepertinya kepagian datang ke rumah sakit atau memang bukanya siang ne rumah sakit. Tak lama kemudian kita pamitan, “hah jadi kita kesini buat cari sarapan aja ni,,” kata nanang. Memang sejam kita disini hanya ketemu risa karena belum jam pengunjung dan akhirnya kita pulang karena masih banyak urusan. “ris kita pulang dulu ya, salam buat ibu bapak kamu moga cepet sembuh” kataku sambil cipika cipiki, yang lain mengucapkan tapi hanya bisa salaman “ ih masak kalian kek gitu” kata nanang sirik, “trus kenapa, aku nggak mau ya ma kamu sana ma uphas aja” kataku melirik uphas sementara uphas hanya senyum-senyum aja. Seperti berangkat tadi, aku sama nanang dan uphas mas angga, mereka pun didepan berlalu entah kemana tak terlihat lagi.
Sebel yakin, ne cowok crewetnya minta ampun,,banyak yang bilang ini orang termasuk cowok tercerewet di kehutanan. .pikirku dalam hati, nanang tak hentinya mengejekku apalagi ada truk yang bertuliskan ceng diblakangnya, entah kenapa kadang aku dipanggil ceng.
Sibuk smsan tak ada firasat apapun, tiba-tiba saat mau menyalip taxi didepan ada motor berhenti nak belok namun reting tak jelas, seketika ngerim tapi sayangnya rem tak cakram, amplasnya tinggal dikit seh,,dan seketika itu pula nanang banting stang ke kanan,,tadi sempat tasnya nanang nyantol rem tu bapak dan gara-gara itu bapaak itu jatuh. Kakiku pun kena tu motor,,perih sepertinya memar..ku lihat dengan jelas bapak itu jatuh, aku merasa motorku uling-uling tapi kata nanang nggak apakah karna aku lihat bapaknya yang uling nak jatuh itu? Ku lihat ke depan, banyak motor ku dah bersiap tutup kaca helm dan ku tutup muka, mungkin trauma karna dulu pernah jatuh dan kaca helm pecah. Ku pikir aku akan jatoh, luka-luka berdarah tapi ternyata tidak. Saat ku turun dari motor, ku rasa sulit berjalan namun ku paksa untuk menolong bapak batik berjaket itu.
Kami berbincang, bapaknya bilang tidak apa-apa, sepertinya baik tapi bapak itu minta no. Hape, “motornya kalau bisa hidup tidak apa-apa berarti” kata bapak yang katanya berumah di kota gedhe. Berisik sungguh, rupanya dipojok jalan ada orang gila berteriak-teriak keras dan buat kepalaku pusing. Uphaspun menelpon setelah ku sms,  ku bilang  ”tidak apa-apa kok, tar ketemu dikampus aja”.  Saat balik nanang sibuk beragumen tapi tak ku tanggapi serius, aku bilang kakiku sakit dia malah bilang aku lebay, males deh jadinya.  Pikirku melayang, terpikirkan olehku seseorang yang ku rindukan beberapa jam yang lalu, andai dia ada pasti dia akan marah pada nanang dan akan sangat menghawatirkanku tapi sayangnya dia tak ada disini saat ini, entah sampai kapan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar