ki

ki
hoya

Senin, 27 Februari 2012

Cerita Malamku di Banaran




Hanya sendiri, dengan tawaku yang mulai ketakutan. Di rumah pak lurah Banaran malam itu, hanya aku sendiri yang perempuan dan hanya aku sendiri mahasiswa yang tengah menjalankan  maksud mulia ini. setelah sosialisasi “ayam BB+” ya tak jauh beda dengan daerahku, ketika pada kumpul pasti lama sekali dan membicarakan banyak hal, panen, hutan, harga-harga, banyak wes,,ngalor ngidul pokoke. Bagiku itu wajar dan inilah yang mempererat persaudaraan mereka, kapan lagi mereka kumpul bersama di tengah kesibukan mereka bandingkan dengan dengan yang tinggal dikota dengan ego yang amat tinggi, yang sibuk tu tak hanya orang kota bahkan orang desapun kadang jauh lebih sibuk namun ternyata mereka masih bisa komunikasi, keren pokoke, aku senang didesa, semua ramah hidup pun terasa damai hanya saja yang membuatku kesal adalah masalah cerita yang terakhir-terakhir, menceritakan hal-hal mistis,,memang gunung kidul masih sangat terkenal dengan hal-hal demikian.
“Menggko kowe bobo ngendi nduk??” tanya pak lurah yang amat semangat itu,
“Tempate pak Tukiyat pak..” jawabku dengan senyum
“Lah kok ra kene wae lah yoh wong okeh kamar kok nduk” pak Lurah menawariku untuk menginap dirumahnya
“ mboten pak, kan mriko wonten rencange putrine Pak Tukiyat” jawabku beralasan
“ ati-ati, malah Uka-uka ngko” kata Pak Lurah tertawa-tawa melihatku dan dimulailah cerita-cerita mistis
Beberapa diantaranya,,
Saat itu, sebut saja seorang anak itu P. Rumahnya memiliki kamar mandi diluar, kamar mandi yang ada sekitar 3-4, saat P melewati tangga dia melihat seseorang mandi didalam dengan mengenakan baju putih rok putih tanpa menutup pintu. Dikira ibunya, namun dipanggil diam saja, rupanya si P tidaklah terlalu takut, biasa baginya yang sendiri di tengah rimba sendirian bahkan sejak kecil. Saat masuk rumah ditemui bapaknya tengah duduk, ditanyakanya apakah ibu punya baju seperti yang dia liat, bapaknya tahu P baru saja melihat sesuatu, untuk tidak menakuti anaknya. Saat P menanyakan kok dipanggil tidak dijawab maka sang bapak pun bilang mungkin tidak dengar padahal ibunya tengah tidur.
Cerita pertama diatas, tak apalah bisa ku atasi dengan tidak ke kamar mandi dulu, hahahaha ku coba untuk tetap tenang. Ya meskipun aku pernah melihat yang begitu namun tak mau lagi sekarang meskipun setelah melihat yang demikian jadi tidak takut, tapi tidaklah aku tidak ingin mengganggu dan diganggu oleh mereka,, warga yang lainpun bercerita pula tentang pengalamannya yang beragam, namun aku lupa,,terlalu banyak cerita sih,,, Saat itu pula pak lurah bilang bahwa di gunung salak ada kuda emas, dengan gelang-gelang yang banyak dan berbunyi bila kuda itu berlarian. Warga lainnya juga mengiyakan, Pak Tukiyat awalnya dulu juga tidak tahu namun kakaknya bertanya apa kudanya masih ada, hingga pada suatu malam Pak Tukiyt mendengat suara keruncing gelang, dengan penasaran  membuka pintu dan megamati sekitar maka memang benar ada.
Nah ini cerita ketiga yang menurutku paling ngeh diantara yang lainnya,  saat itu Pak K tengah ada tugas di Palembang, tinggalan anak istrinya. Saat mandi anaknya merasa ada yang mengganggu maka di cipratkan air ke luar, dan terjadi berulang. Saat selesai  dan telah pakai baju rapi maka dibukanya pintu, dilihatnya makluk kecil warna merah, mata besar dengan lidah yang amat panjang hampir sampai tanah. Wah kalau aku bayanginnya kayak bajang yang di film tutur tinular, hahahha hanya saja lidahnya kurang panjang. Dengan takutnya anak itu berlari minta tolong hingga terjatuh dan tidak ingat apa yang terjadi untuk sesaat.  SKK UGM dan warga yang menolong, sejak saat itu anak dan istrinya tinggal di perkampungan yang cukup ramai. Saat Pak K tiba, dicarinya anak istrinya namun tak seorangpun ditemuinya. Melepas tas dan memutuskan mandi, saat dekat dekat kamar mandi dan hendak masuk pak K merasakat sesuatu yang beda,  jadi merinding namun tetap mandi setelah itu mencari anak istri di desa. Pak K menasehati anaknya bahwa ajal itu telah ditentukan yang Diatas, jadi tidak perlu takut dengan begitu orang sama-sama makhluk-Nya kok. Sejak saat itu selama waktu kurang lebih satu bulan anaknya minta ditugguin saat ke kamar mandi.
Masih banyak cerita lainnya yang pasti semua tak dapat ku ingat, disana aku ketawa-tawa,,
“hahahhahahhahaaaa njelehi kok ceritane ngoten, pas ajeng bali teng Wanagama maneh,,aduh curang” kataku dengan manyun,
Sementara warga yang ada tertawa-tawa, saat hendak pamitan selalu tertunda karena warga meminta nanti saja pulangnya dan malah dilanjutkan cerita lagi begitu seterusnya hingga jam 23.00 akhirnya kami memutuskan untuk pulang, salaman dengan semua warga yang ada, menunggu Pak Tukiyat mengambil motor aku memoto bunga putih yang tengah mekar dan amatlah cantik seperti Wiga meskipun sore ini tidak mandi (hahahhahahahahah PD buangettttt).
“hahahhahahahahaaa...” ketawaku lepas,
“kenapa mbak??” tanya pak tukiyat yang mungkin merasa aneh dengan tingkahku ini
“ serem Pak, sampun sepi banget,,,mengkih lewat hutan maneh,. Nembih niki kula Pak lewat hutan malem” kataku sambil mengamati sekitar,
“ lah pas Forest camp mbak kan dados Co.ass to??” kata Pak Tukiyat dan kitapun mulai melewati persawahan,
“ nggeh tapi benten Pak, wingi katah rencange, jalan malem paling namun teng Aula Pak lah sakniki,,,” kataku dengan mata mulai menciut mengamati sekitar takut kalau nenangkap pemandangan yang tak diinginkan,
“ lah kulo mpun biasa mbak, bojo kulo kadang malem jam 1, jam 2 kadang sampun teng Wisma masak yen ono tamu..” kata Pak Tukiyat dan kitpun benar-benar telah masuk jalan hutan.
Perbincangan itu masih berlanjut, yang kadang kala diiringi tawaku yang mencoba menjadikan suasana ramai, bila sedang takut biasanya memang aku bernyanyi atau bertingkah lainnya agar tak sepi,,hahahha maklum kalau di rumah aku termasuk anak yang paling penakut diantara saudaraku yang lainnya.
Perasaanku biasa saja sebenarnya, seperti tidak ada yang akan menemuiku malam ini kalaupun ada itu tak akan membuatku merasakan takut. Toh, aku datang sudah permisi dan akupun punya maksud yang baik.
Wajar saja jika Wanagama mistis memang Gunung Kidul masih terkenal agak mistis, Pak Lurah bilang bahwa disana memang banyak tapi baik, banyak yang islami lagi dan penunggunya penuh kasih sayang,,
Hahahahhaahhhaaha,,ketawaku gembira bercampur agak gimana gitu,,,

oleh wigaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar