ki

ki
hoya

Minggu, 22 Januari 2012

Info Penting dari Akar


 Akar Jangan Buat Roboh


Pohon??? Panass?? Kota?? Apa yang kamu pikirkan ketika mendengan ketiga nama tersebut??
Yappp betul sekali di kota perlu pohon agar tidak terlalu panas. Namun ternyata peradapan jaman ini menyukai warna cerah alias kehancuran, iyalah bayangkan saja disetiap langkah yang ada hanya adalah bangunan,bangunan dan bangunan. Seakan tak adalagi tempat air tuk bersembunyi didalam tanah, tak ada lagi tempat untuk cacingmenengok permukaan bumi, tak ada tempat untuk bunga bermekaran dan tak ada lagi pasokan oksigen hingga yang ada hanyalah gas beracun yang akhirnya akan mematikan manusia. Tapi rupanya sebagian kecil manusia sadar akan hal ini sebelum mereka mati. Di kota mulailah digalakkan taman kota, jalur hijau dan program lain yang inti dari sebuah ceritanya adalah melakukan penanaman dikota.
Is’t fine-fine aja malah bagus karena ada warna baru yang akan mengurangi warna kehancuran. Tapi yang saya tanyakan adalah bagaimna persiapan dan pemantauannya, kayaknya kurang maksimal programnya maksa dan dadakan sih.
Pemantauan yang perlu dilakukan pa lagi di musim hujan seperti ini adalah keberadaan pohon. Perlu diperhatikan tajuk, batang dan kekokohan dalam berdiri. Tajuk yang terlalu besar perlu dikurangi agar tidak terlalu keberatan hingga ketika sang angin menyapa terpesona trus roboh. Batang-batang yang udah kayak tulang orang tua alias pada keropos mending ditebang aja, daripada roboh memakan manusia kan goswat. Kemarin diberitakan pohon tumbang menelan korban tewas seorang mahasiswa kan kasihan belum jadi sarjana dah mati (so???hahahah) ya tentunya hal ini tidaklah diinginkan justru jauh dari harapan awal ditanamnya pohon-pohon tersebut. Manusia-manusia tak salah, mobil, motor dan lainya harus jadi korban tumbangnya pohon.
Ah udah ah jadi curhat dan makin nglantur aja ni, gini jadi ceritanya disini yang namanya Wiga makhluk langkah, endemik dan yang pastinya manis ini mau berbagi sedikit ilmu. Menyangkut pohon-pohon gitu deh,,ketika temen-temen menanam di suatu tempat seperti bedeng tabur yang kemudian di pindah di polybag atau nanam dimana yang jelas dipindah jangan asal mindah. Kalau tu masih kecil, dicabut lihat akarnya, bila terlalu panjang mending dipotong deh yang kira-kira pantes dilihat dan kira-kira bisa menungjang hidupnya. Jangan asal cabut langsung tanam dengn kondisi akan yang serawutan langsung masukin ke polybag aja, jangan!!!! Karena hal ini akan membuar akanya tumbuh disekitar situ aja,tidak turun kebawah-bawah sehingga menyebabkan perakaran tidak kuat. Oh ya perlu diperhatikan pula lubang yang kita buat untuk memasukkan akar jangan terlalu panjang, yang kira-kira pas aja karena bila terlalu panjang dan ditutup tanah ternyata didalamnya masih berongga maka itu tidak bagus,,usahakan sepadat mungkin. Banyak yang tidak tahu dan sering melakukan hal yang salah (termasuk Wiga,hahahha) makanya banyak pohon roboh, ya meskipun pohon roboh tidak disebabkan smuanya oleh hal tersebut sih. Tapi perlukan kita melakukan itu, kan udah tau, lagian anak hutan masak nanam pohon ujung dari sebuah cerita roboh,,ah ngak lucu..hahahha.

Tangisan untuknya


dari kita untuknya

“Eh mumpung dia nggak ada, ayo buka laptopnya,,” kataku pada teman yang baru saja menemukan laptop tergeletak ditengah jalan hutan, jalan yang tak pernah ku lihat sebelumnya. “wig ada passwordnya,,gimana ne,,” katanya kebingungan dan melirikku, “ah njelehi kie, coba ketik wigo” kataku dan melihat layar. “wah gagal, nujk apa kie, keburu orangnya datang” katanya cemas, “mana laptopnya,,” kataku sambil mengambil laptop unyu-unyu itu, lalu kuketik namaku, “wiga” dan “hah berhasil” kata temenku senang. “gila tu ornga masa pake namaku” kataku sebel dan penasaran kenapa dia memakai namaku, “huah sebel nyakin,,kerjain aja tu orang, banting ne laptop biar tahu rasa,,” kataku hendak mengangkat laptop namun temanku melarang dan meminta aku untuk menganti passwordnya,,”ganti apa ne, tapi aku nggak tahu caranya” kataku menyerahkan laptop itu,  ”diganti apa ne?” katanya sambil melihat mukaku.
          Ku lihat sekelilingku, sudah sore rupanya dan aku tersadar dari mimpiku, kenapa ya ku bermimpi seperti itu, kulihat hape ada beberapa sms. Salah satunya sms dari teman dekatku, hem dari siang kita sibuk smsan namun rupanya aku tertidur, entah kenapa rasa bersalah itu menghantuiku. Rasanya ingin menangis, belum sempat aku minta maaf namun ku rasa semuanya akan terlambat. “ ya Allah apa yang harus kulakukan,,,”.
          Seperti biasa aku membantu ibuku masak sore ini namun ada yang berbeda hari ini ibuku dan budhe tin sibuk bercerita tentang kondisi sebut saja mas D. Diam-diam aku mendengarkan cerita itu, sedangkan jemari tanganku sibuk mijitin hape ku beri kabar pada sahabatku yang tahu jelas cerita antara aku dengan mas D. Ku lihat jam sudah hampir 17.37 namun kenapa adekku belum pulang sekolah, “mam ndut, ragil kok blom pulg yo?” tanyaku sambil membuat teh untuk ayahanda tercinta. “kan les,,” kata ibuku menuju keluar, “ lah hari apa to kok les ngapusi, mesti pacaran” kataku paada ibuku yang entah mendengar atau tidak yang jelas sudah tak ada jawaban.
          Mukenah putih keunguan kotak itu masih melekat, hanya saja yang bagian bawah sudah ku lepas. Duduk dan menanti sahabatku, “mbak napae diluar? Mesti nunggu anak pak RT,,,hahahahaha” kata adikku meledek. “ enak wae, ora yo,,kono belajar,,ngalih-ngalih!!” kataku sambil mengerakkan tangan menyuruh adekku pergi, “hahahha ngapusi, bilangin babe ah,,hahhahahhaaaa” ancam adekku dan menghilang.
          Sesosok wanita baju putih muncul, dari kejauhan dia melihatku dan melambaikan tangannya. Ternyata sahabatku,, “aaa suci’’ kita pun berpelukan. “nduk piye kie kondisinya mas D” katanya dalam pelukan, belum sempat ku jawab diapun berbicara lagi “ hah masak koma, nanti kalau mati gimana?” tanyanya itu buatku semakin menangis, namun ku tahan karena aku malu menangisinya. Namun ku dengar isak tangis sahabatku, “ hah,,,aku ngak ngerti ci,” tangisku mulai pecah. “tadi ibuku bilang katanya belum sadar” kataku dan secara tiba-tiba sahabatku itu melepaskan pelukannya dan menatapku, “hah blom sadar? Katanya dan diapun menangis lagi. Panjang lebar kami bercerita, “ aduh nduk aku blom minta maafe,,”katanya lemas. “”apa lagi aku, aduh bersalah banget kemarin kita itu” kataku sambil mematikan telpon nomor tak dikenal. “iya ini salahmu,,” kata temanku seketika dengan kerasnya dan ku dibuatnya kaget, “ya ci masak kamu nyalahin aku seh, tega banget kamu,,,lah wong aku bener-bener ngak sukae,,tega kamu” kataku dengan sangat kecewa pada sahabatku, “iyalah kamu ngak ngertiin perasaannya og...” dan diapun terus menyalahkan aku, ku coba minta dia untuk mengerti aku, namun ternyata tak bisa, “oh gitu jadi menurut kamu ini salahku?? Perlu aku juga yang gantiin dia di rumah sakit?? Ci aku tu sahabatmu, kita tiap hari barengan, sekolah bareng, makn bareng tidurpun gantian dirumahnya hanya saja kita tidak dilahirkan pada perut yang sama tapi orang tua kita juga sangat dekat” kataku memukulkan tangan pada dinding. Rupanya emosiku mulai meninggi namun akhirnya sahabat dekatku itu memahamiku, “ya udah nduk kita berdoa aja biar cepet sembuh, kamu jengukin sana kalau aku tidak bisa tahu sendirilah orang tuaku gimana.” Katanya senyum-senyum.
          Waktu yang semakin malam menjadikan bintang semakin banyak, seakan menghibur kita yang tengah bersedih. Mas D memang bukan orang yang cukup ganteng dimataku namun dia cukup keren seorang yang lucu dan pekerja keras. Sebagai anak pertama dia harus membantu orang tuanya membiayai adiknya kuliah dan sekolah namun dirinya kini koma entah sampai kapan. Kita bertiga teman meski aku dan suci belum lama mengenalnya, tugaspun sering kita kerahkan pada mas D. Entah kenapa banyak yang meledeki aku dan mas D itu, namun aku tak suka. Diapun sering melihatku, ah sungguh tak suka, hampir orang-orang sekampung tahu. Ngak tahu gimana cara nyebarnya.
          Berpikir menjenguk, tapi sama siapa? Kalau sama anak pak RT tu mas D bukanya sembuh malah makin parah. Ku tinggal beberapa hari di Solo tempat kakakku, sering ku tanyakan kabarnya pada kak warti yang jaga ICCU. Malam itu ku beranikan diri ke rumah sakit, ku ajak kakakku sayangnya sedang ada tamu, ah nyebelin. “jangan bawa helm merah,,”kata kakak iparku, “pake helm vario aja biar mecing dengan motornya kata mas iparku yang selalu memikirkan penampilan.
          Hem, hanya bisa terdiam melihat kondisinya. Moga bisa cepet sembuh.

“Eh mumpung dia nggak ada, ayo buka laptopnya,,” kataku pada teman yang baru saja menemukan laptop tergeletak ditengah jalan hutan, jalan yang tak pernah ku lihat sebelumnya. “wig ada passwordnya,,gimana ne,,” katanya kebingungan dan melirikku, “ah njelehi kie, coba ketik wigo” kataku dan melihat layar. “wah gagal, nujk apa kie, keburu orangnya datang” katanya cemas, “mana laptopnya,,” kataku sambil mengambil laptop unyu-unyu itu, lalu kuketik namaku, “wiga” dan “hah berhasil” kata temenku senang. “gila tu ornga masa pake namaku” kataku sebel dan penasaran kenapa dia memakai namaku, “huah sebel nyakin,,kerjain aja tu orang, banting ne laptop biar tahu rasa,,” kataku hendak mengangkat laptop namun temanku melarang dan meminta aku untuk menganti passwordnya,,”ganti apa ne, tapi aku nggak tahu caranya” kataku menyerahkan laptop itu,  ”diganti apa ne?” katanya sambil melihat mukaku.
          Ku lihat sekelilingku, sudah sore rupanya dan aku tersadar dari mimpiku, kenapa ya ku bermimpi seperti itu, kulihat hape ada beberapa sms. Salah satunya sms dari teman dekatku, hem dari siang kita sibuk smsan namun rupanya aku tertidur, entah kenapa rasa bersalah itu menghantuiku. Rasanya ingin menangis, belum sempat aku minta maaf namun ku rasa semuanya akan terlambat. “ ya Allah apa yang harus kulakukan,,,”.
          Seperti biasa aku membantu ibuku masak sore ini namun ada yang berbeda hari ini ibuku dan budhe tin sibuk bercerita tentang kondisi sebut saja mas D. Diam-diam aku mendengarkan cerita itu, sedangkan jemari tanganku sibuk mijitin hape ku beri kabar pada sahabatku yang tahu jelas cerita antara aku dengan mas D. Ku lihat jam sudah hampir 17.37 namun kenapa adekku belum pulang sekolah, “mam ndut, ragil kok blom pulg yo?” tanyaku sambil membuat teh untuk ayahanda tercinta. “kan les,,” kata ibuku menuju keluar, “ lah hari apa to kok les ngapusi, mesti pacaran” kataku paada ibuku yang entah mendengar atau tidak yang jelas sudah tak ada jawaban.
          Mukenah putih keunguan kotak itu masih melekat, hanya saja yang bagian bawah sudah ku lepas. Duduk dan menanti sahabatku, “mbak napae diluar? Mesti nunggu anak pak RT,,,hahahahaha” kata adikku meledek. “ enak wae, ora yo,,kono belajar,,ngalih-ngalih!!” kataku sambil mengerakkan tangan menyuruh adekku pergi, “hahahha ngapusi, bilangin babe ah,,hahhahahhaaaa” ancam adekku dan menghilang.
          Sesosok wanita baju putih muncul, dari kejauhan dia melihatku dan melambaikan tangannya. Ternyata sahabatku,, “aaa suci’’ kita pun berpelukan. “nduk piye kie kondisinya mas D” katanya dalam pelukan, belum sempat ku jawab diapun berbicara lagi “ hah masak koma, nanti kalau mati gimana?” tanyanya itu buatku semakin menangis, namun ku tahan karena aku malu menangisinya. Namun ku dengar isak tangis sahabatku, “ hah,,,aku ngak ngerti ci,” tangisku mulai pecah. “tadi ibuku bilang katanya belum sadar” kataku dan secara tiba-tiba sahabatku itu melepaskan pelukannya dan menatapku, “hah blom sadar? Katanya dan diapun menangis lagi. Panjang lebar kami bercerita, “ aduh nduk aku blom minta maafe,,”katanya lemas. “”apa lagi aku, aduh bersalah banget kemarin kita itu” kataku sambil mematikan telpon nomor tak dikenal. “iya ini salahmu,,” kata temanku seketika dengan kerasnya dan ku dibuatnya kaget, “ya ci masak kamu nyalahin aku seh, tega banget kamu,,,lah wong aku bener-bener ngak sukae,,tega kamu” kataku dengan sangat kecewa pada sahabatku, “iyalah kamu ngak ngertiin perasaannya og...” dan diapun terus menyalahkan aku, ku coba minta dia untuk mengerti aku, namun ternyata tak bisa, “oh gitu jadi menurut kamu ini salahku?? Perlu aku juga yang gantiin dia di rumah sakit?? Ci aku tu sahabatmu, kita tiap hari barengan, sekolah bareng, makn bareng tidurpun gantian dirumahnya hanya saja kita tidak dilahirkan pada perut yang sama tapi orang tua kita juga sangat dekat” kataku memukulkan tangan pada dinding. Rupanya emosiku mulai meninggi namun akhirnya sahabat dekatku itu memahamiku, “ya udah nduk kita berdoa aja biar cepet sembuh, kamu jengukin sana kalau aku tidak bisa tahu sendirilah orang tuaku gimana.” Katanya senyum-senyum.
          Waktu yang semakin malam menjadikan bintang semakin banyak, seakan menghibur kita yang tengah bersedih. Mas D memang bukan orang yang cukup ganteng dimataku namun dia cukup keren seorang yang lucu dan pekerja keras. Sebagai anak pertama dia harus membantu orang tuanya membiayai adiknya kuliah dan sekolah namun dirinya kini koma entah sampai kapan. Kita bertiga teman meski aku dan suci belum lama mengenalnya, tugaspun sering kita kerahkan pada mas D. Entah kenapa banyak yang meledeki aku dan mas D itu, namun aku tak suka. Diapun sering melihatku, ah sungguh tak suka, hampir orang-orang sekampung tahu. Ngak tahu gimana cara nyebarnya.
          Berpikir menjenguk, tapi sama siapa? Kalau sama anak pak RT tu mas D bukanya sembuh malah makin parah. Ku tinggal beberapa hari di Solo tempat kakakku, sering ku tanyakan kabarnya pada kak warti yang jaga ICCU. Malam itu ku beranikan diri ke rumah sakit, ku ajak kakakku sayangnya sedang ada tamu, ah nyebelin. “jangan bawa helm merah,,”kata kakak iparku, “pake helm vario aja biar mecing dengan motornya kata mas iparku yang selalu memikirkan penampilan.
          Hem, hanya bisa terdiam melihat kondisinya. Moga bisa cepet sembuh.

Minggu, 15 Januari 2012

Kemiskinan Indonesia Menurun


Kemiskinan Indonesia Menurun
(Menurun ke Anak Cucu)


Suatu ketika di suatu ruang tampak anak manusia tengah sibuk menatap TV yang penuh semutnya dilayar, sementara tangan mereka sibuk dengan buah dalam plastik,
“Aneh, ya aneh memang. Mustinya kita bersyukur karena kita masih diberi hati” kataku sambil mengigit rambutan yang sulit sekali dikupas. “memang mereka nggak punya hati??ya tetap punya to..” kata fian membela...”punya seh punya tapi nggak digunakan” kataku tak terima dengan tingkah para artis indonesia itu. Bayangkan saja artis-artis itu membeli tas dengan harga ratusan juta, minimal 130 juta dan ada pula yang sampai milyaran hanya gara-gara tu tas langkah dan milik david beckham..ah tetap saja nggak jelas itu. Ironis memang dibalik kondisi negara yang tengah dirundung masalah tiada henti mereka masih sempatnya menghamburkan uang. “fine-fine aja seh,orang uang mereka sendiri dan kalaupun tidak juga urusan mereka jika harus berhutang. Tapi aku masih tidak terima dengan semua ini yan” kataku geleng-geleng kepala. “lah trus kalau tidak terima kamu mau ngapain? Mau demo? Katanya pengen ikut demo sidang sandal jepit aja belum keturutan malah mau demo artis. Kamu belum gerasain jadi artis seh wig yang banyak duit sampai bingung mau buat apa duitnya” kata fian sambil menyunyu. “ah ogah aku jadi artis, tar banyak yang ngfans,,hahahhaaa. Kalaupun kaya aku tetap akan pedulikan bangsa ini, rakyat ini, hem apapun yang terjadi. Masalah sekarang kondisinya beda yan, kalau kita tahu jeritan orang kecil, kita tahu susahnya mencari makan, kita tahu cukup banyak hal karena kita pun juga merasakan,,lah mereka?? Ah nggak merasakan kalaupun mereka merasa dan memberi biasanya itu hanya untuk popularitas saja”.
            HP ku berdering, ku lari kekamar. Beberapa menit kemudian aku kembali, “eh sampai mana?? Ayo lanjutin kamu mau mbela meraka dengan apa?” kataku menantang fian yang sukanya mbela orang-orang di TV. “ya namanya manusia wig, beda-bedalah sifatnya mungkin dengan tas yang mahal mereka lebih merasakan puas, hidup tenang dan mereka pastinya lebih PD dengan tas yang mahal” katanya mencob memahami. “ah tenang apanya,, makin sombong iya. Justru mereka nggak akan tenang kan mereka mikirin tasnya kalo rusak gimana, nanti kotor dan lainya kamu dengar sendiri to kalau mereka sampai milih tas daripada pasangannya, dan lagi yang buat aku tidak terima adalah bahan yang digunakan..buaya, jerapah, kijang, ular dan binatang lainnya. Aku sih fine ya memang alam ada diciptakan untuk manusia tapi kalau tu tas mahal bgt dan pada tertari bisnis bisa terancam tu hewan. Okeylah kalau mereka mengembangkan sendiri tapi aku rasa mustahil. Aku berharapnya tu kulit-kulit bisa idup lagi biar nerkam yang bawa tas”.
            Begitu percakapan anak manusia disiang itu, entah kenapa aku selalu berontak tak suka. Ada isu katanya angka kemiskinan indonesia menurun,,kata siapa??apa buktinya?? Aku tak percaya akan data-data yang ada, data itu bisa dimanipulasi bisa dipermainkan. Yang aku lihat adalah fakta dan bukti yang ada, masih banyak dan sangat banyak ku temukan disepanjang jalan, tempat, waktu dan aku tak tahu lagi yang pasti masih ku temukan anak jalanan, pengamen, pengangguran dan masih banyak lainnya. Pernah suatu ketika ku lihat seorang laki-laki mengais sampah untuk dimakan. Sering kali juga ketika aku berkelana, sering ku jumpai orang-orang bekerja berat namun upah sangat rendah dan menurutku ada yang tak layak untuk dijadikan upah tapi apa boleh buat.
            Bila saja penduduk bangsa ini banyak yang demikian maka bagaimana nasib anak mereka, untuk mencari makan saja susah apalagi sekolah dan jaman sekarang mana bisa kerja enak tanpa pendidikan tinggi, pendidikan tinggi saja adakalanya tak bisa kerja. Persaingan akan semakin ketat bila tak ada kemampuan untuk bersaing maka kehidupan mereka akan seperti itu terus, tak ada kemajuan hingga menurun ke anak cucu. Ku rasa yang namanya masalah kemiskinan memang sulit untuk diselesaikan boro-boro menyelesaikan mengurangi itu saja udah bagus, tapi gini bayangkan penduduk bangsa ini yang amat banyak, beranak pinak selalu sementara jumlah lapangan kerja sangat sedikit, belum lagi lapangan kerja yang berupa pabrik yang adakalanya pasang surut permintaanya dan sering merumahkan pekerjanya. Pengangguran jadinya, buruh maupun pekerja lain saja yang sudah menjadi pekerja tetap disuatu perusahaan kadang harus berpikir lain untuk investasinya dimasa tua nanti, bila mereka sudah tua pasti tidak akan dipekerjakan lagi sehingga tidak mendapat pemasukan karena tak kerja sehingga mereka harus memikirkan usaha apa yang bisa menghidupi masa tua dan memenuhi kebutuhan anak mereka.
            Ada dan mungkin sangat banyak yang menghamburkan uang, membelanjakan dan menggunakan uang untuk suatu barang yang ku nilai tak perlu, sementara disisi alin masih banyak yang sangat amat membutuhkan. Hem memang ini semua kadang tidak adil, inilah ujian hidup,,,tak haya yang miskin saja namun yang kaya itu lebih diuji..
            Ku sangat berharap masing banyak yang memilik hati yang dipergunakan dengan benar dan memiliki rasa iba yang besar terhadap masalah kemiskinan rakyat bangsa ini yang kemudian tak hanya diam namun turut serta dalam menanganinya, kerahkan pikiran tenaga dan segenap harta yag ada untuk rakyat dengan tulus tanpa ada campur tangan politik.

Srempet


gara-gara kamu, ceng

“Gara-gara wiga ne ke rumah sakit ngak bilang-bilang” kata mas angga senyum,,”hehe damai mas, tadinya kan mau buat kejutan eh malah nggak bisa masuk” kataku pelan  agak manyun. Ya sepertinya kepagian datang ke rumah sakit atau memang bukanya siang ne rumah sakit. Tak lama kemudian kita pamitan, “hah jadi kita kesini buat cari sarapan aja ni,,” kata nanang. Memang sejam kita disini hanya ketemu risa karena belum jam pengunjung dan akhirnya kita pulang karena masih banyak urusan. “ris kita pulang dulu ya, salam buat ibu bapak kamu moga cepet sembuh” kataku sambil cipika cipiki, yang lain mengucapkan tapi hanya bisa salaman “ ih masak kalian kek gitu” kata nanang sirik, “trus kenapa, aku nggak mau ya ma kamu sana ma uphas aja” kataku melirik uphas sementara uphas hanya senyum-senyum aja. Seperti berangkat tadi, aku sama nanang dan uphas mas angga, mereka pun didepan berlalu entah kemana tak terlihat lagi.
Sebel yakin, ne cowok crewetnya minta ampun,,banyak yang bilang ini orang termasuk cowok tercerewet di kehutanan. .pikirku dalam hati, nanang tak hentinya mengejekku apalagi ada truk yang bertuliskan ceng diblakangnya, entah kenapa kadang aku dipanggil ceng.
Sibuk smsan tak ada firasat apapun, tiba-tiba saat mau menyalip taxi didepan ada motor berhenti nak belok namun reting tak jelas, seketika ngerim tapi sayangnya rem tak cakram, amplasnya tinggal dikit seh,,dan seketika itu pula nanang banting stang ke kanan,,tadi sempat tasnya nanang nyantol rem tu bapak dan gara-gara itu bapaak itu jatuh. Kakiku pun kena tu motor,,perih sepertinya memar..ku lihat dengan jelas bapak itu jatuh, aku merasa motorku uling-uling tapi kata nanang nggak apakah karna aku lihat bapaknya yang uling nak jatuh itu? Ku lihat ke depan, banyak motor ku dah bersiap tutup kaca helm dan ku tutup muka, mungkin trauma karna dulu pernah jatuh dan kaca helm pecah. Ku pikir aku akan jatoh, luka-luka berdarah tapi ternyata tidak. Saat ku turun dari motor, ku rasa sulit berjalan namun ku paksa untuk menolong bapak batik berjaket itu.
Kami berbincang, bapaknya bilang tidak apa-apa, sepertinya baik tapi bapak itu minta no. Hape, “motornya kalau bisa hidup tidak apa-apa berarti” kata bapak yang katanya berumah di kota gedhe. Berisik sungguh, rupanya dipojok jalan ada orang gila berteriak-teriak keras dan buat kepalaku pusing. Uphaspun menelpon setelah ku sms,  ku bilang  ”tidak apa-apa kok, tar ketemu dikampus aja”.  Saat balik nanang sibuk beragumen tapi tak ku tanggapi serius, aku bilang kakiku sakit dia malah bilang aku lebay, males deh jadinya.  Pikirku melayang, terpikirkan olehku seseorang yang ku rindukan beberapa jam yang lalu, andai dia ada pasti dia akan marah pada nanang dan akan sangat menghawatirkanku tapi sayangnya dia tak ada disini saat ini, entah sampai kapan....